Rabu, 01 Desember 2010

Komunikasi

KOMUNIKASI

DASAR-DASAR TEORI KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan suatu proses, proses yang melibatkan source atau komunikator, message atau pesan dan receiver atau komunikan. Pesan ini mengalir melalui suatu media. Yang kemudian bisa terjadi berbagai hambatan dalam prosesnya, inilah yang biasa dikenal dengan noise. Manusia senantiasa mengadakan komunikasi karena manusia membutuhkan transaksi dalam hidup, inilah modus utama sebuah komunikasi yaitu transaksional. Karenanya, komunikasi sering mengundang feedback dari para komunikannya. Mempelajari teori-teori komunikasi menjadi semacam pedoman fundamental untuk mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk lebih mengenal lagi bidang studi yang didalaminya.
Teori adalah konsep-konsep atau abstraksi, penyederhanaan dari suatu fakta atau pengetahuan. Pengetahuan itu sendiri merupakan perspektif panca indera yang bisa jadi sangat relatif, karena tidak semua orang berlatar belakang sama, entah itu latar belakang pendidikan, budaya, agama, sehingga bagaimana menanggapi suatu pengetahuan bisa sangat berbeda antara seseorang dengan yang lain. Seorang yang melihat sebuah rumah dari depan, akan berbeda perspektif dengan orang yang melihat rumah yang sama dari samping.

Atas dasar heterogenitas manusia, keberagaman latar belakang, teori hadir menjadi konsep untuk dijalankan menjadi sebuah metode, menjadi intisari pengetahuan yang diterima secara universal, disepakati umum, hingga dalam hal ini memudahkan manusia untuk menerapkannya. Teori terbagi dua: General atau Umum dan Kontekstual.

1. Pendekatan Keilmuan
Sebuah pengetahuan, akan menjadi ilmu pengetahuan jika memenuhi syarat-syarat: sistematis, pengetahuan tersebut haruslah sistematis, tersusun dengan jelas, sehingga dapat dicerna akal manusia. Pengetahuan tersebut memiliki objek kajian, Filsafat misalnya, objek kajiannya adalah segala hal yang ada dan mungkin ada. Pengetahuan tersebut memiliki metodologi. Serta yang terakhir, pengetahuan tersebut bersifat universal, tidak diketahui oleh kelompok tertentu semata, bisa diterima khalayak luas. Ilmu-ilmu pengetahuan yang beragam ini lalu diklasifikasi melalui beberapa pendekatan keilmuan:

a. Pendekatan Scientific
Pendekatan keilmuan scientific, sifatnya sangat objektif. Memiliki alat ukur yang terstandar (standardize). Sebuah alat ukur yang umum.
Ilmu pengetahuan yang terdapat dalam pendekatan scientific seperti Fisika, di seluruh dunia telah menjadi standar yang umum bahwa frekuensi bunyi adalah panjang gelombang dibagi waktu. Dan tidak akan terjadi perdebatan mengenai hal ini.

b. Pendekatan Humaniora
Sangat berbeda dengan pendekatan scientific, pendekatan humaniora sifatnya subjektif. Pendekatan ini memahami bahwa manusia dapat diukur. Pendekatan ini berkaitan dengan nilai, budaya, sejarah, dll. Seperti halnya pengalaman. Kita mendapatkan pengalaman dengan dua jalan, langsung dan tidak langsung. Idealnya, pengalaman langsung kita dapatkan untuk hal yang baik, seperti mendapatkan cumlaude di akhir kuliah. Dan pengalaman tidak langsung untuk hal-hal yang tidak begitu baik seperti kita mendengar kabar seseorang yang di-DO. Dari kedua pengalaman itu, kita memetik nilai-nilai.

c. Pendekatan Ilmu Sosial
Pendekatan ini merupakan perpaduan scientific-humaniora. Karena kadang kita mengamati gejala sosial manusia dan masyarakat menggunakan metode yang ilmuah, sistematis, melalui rangkaian proses.

TEORI KONTEKSTUAL

Dalam komunikasi, sebagaimana telah disebutkan di atas, kita mengenal banyak kondisi di mana komunikator menggunakan media yang berbeda dalam menghadapi berbagai jumlah komunikan, dan disertai tujuan komunikasi yang berbeda pula. Jika komunikator menginginkan self-disclosure dengan seseorang, maka dia perlu menerapkan metode-metode dalam teori komunikasi interpersonal. Sebaliknya, jika komunikator berkeinginan untuk menjalankan sebuah sistem kelompok, dengan tujuan yang akan dicapai bersama, maka dia akan memegang teguh prinsip-prinsip komunikasi kelompok.
Teori-teori itu disebut Teori Kontekstual, yang antara lain:
a. Intrapersonal Communication, yaitu interaksi dengan diri pribadi, yang sering terjadi ketika kita mempertimbangkan suatu hal. Interpersonal Communication mungkin terjadi karena setiap manusia memiliki dua hal yang bertentangan dalam dirinya yaitu ego dan nurani.

b. Interpersonal Communication, yaitu pertukaran pesan yang dilakukan dua orang yang sejajar, dan tidak lebih, di mana tujuan utamanya adalah self-disclosure. Pesan yang terdapat dalam komunikasi ini sifatnya pribadi, dan proses penyampaiannya lebih efektif melalui tatap muka secara langsung, meski dalam abad revolusi komunikasi saat ini, teknologi membolehkan terjadinya interpersonal communication, melalui telepon atau perbincangan (chat) di internet, dll.

c. Group Communication, yaitu pertukaran pesan dalam kelompok manusia yang sejajar dan berjumlah tiga hingga lima belas orang, yang saling berinteraksi dalam jangka waktu yang lama sehingga terjadi interdependensi dan menjadikan mereka memiliki tujuan yang sama.

d. Organizational Communication, adalah pertukaran pesan dalam organisasi, yaitu kelompok berstruktur. Terdapat aturan di dalamnya. Dan mereka melakukan interaksi yang terus-menerus demi tujuan utama sebuah organisasi: eksistensi.

e. Mass Communication, yaitu proses penyampaian pesan dari sebuah lembaga dengan masyarakat anonim yang heterogen sehingga pesannya bersifat umum dan cenderung bersifat satu arah, one way communication. Dalam komunikasi massa, tidak terjadi feedback/ umpan balik dan komunikasi massa senantiasa menggunakan teknologi.
f. Intercultural Communication, adalah pertukaran pesan antar kebudayaan.

TEORI KOMUNIKASI BERDASARKAN JENIS

a. Teori-teori Fungsional & Struktural
Teori fungsional adalh teori yang asalnya adalah Biologi, teori ini menekankan pada bagaimana mengorganisir & mempertahankan sistem. Sementara teori struktural yang berasal dari ilmu linguistik berbicara tentang fakta bahwa seorang pengamat adalah bagian dari struktur, sehingga cara pandangnya juga akan dipengaruhi oleh struktur di luar dirinya. Teori struktural menekankan kajiannya pada bagaimana mengorganisir bahasa dan sistem sosial.

b. Teori-teori Behavioral & Kognitif
Dikenal juga sebagai tori tingkah laku dan teori pengetahuan. Teori-teori ini berkembang dari ilmu-ilmu pengetahuan behavioral dan aliran-aliran psikologi. Oleh karena itu, sifatnya sangat individual.

Pusat kajian teori behavioral & kognitif ini berfokus pada diri manusia secara individu. Salah satu konsep yang paling terkenal adalah teori S-R, Stimulus-Response yang menggambarkan bahwa proses informasi antara stimulus dan respon, bahwa manusia bersikap dan bertindak karena adanya stimulan. Manusia bersikap karena pengetahuannya yang dibentuk oleh lingkungan seperti lingkungan keluarga dan organisasi.

c. Teori Konvensional & Interaksional
Teori-teori ini berkembang dari aliran pendekatan interaksional simbolis, pandangan dan asumsi teori konvensional & interaksional bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang sifatnya membangun, memelihara, mengubah kebiasaan tertentu, termasuk bahasa dan simbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi. Bahwa pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi makna.

d. Teori Kritis dan Interpretif
Penekanan teori kritis dan interpretif terletak pada peran subjektivitas yang didasarkan pada pengalaman individual. Teori ini memandang “meaning” sebagai konsep kunci dalam teori-teori ini. Teori kritis dan interpretif dikembangkan oleh Negara-negara di Eropa, utamanya di Jerman, Frankfut School.
TEORI ELEMEN KOMUNIKASI
1. Komunikator : proses komunikasi berawal dari sumber atau pengirim pesan, yaitu dimana gagasan, ide atau pikiran , yang kemudian akan di sampaikan kepada pihaknlainnya, yaitu pengirim pesan. Sumber atau pengirim pesan sering pula di sebut dengan komunikattor.
2. Enkoding : dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sumber untuk menerjemahkan pikiran atau ide-idenyakedalam suatu bentuk yang diterima oleh indra pihak penerima.
3. Pesan : ketika kita berbicara maka kata-kata yang kita ucapkan adalah pesan. Pesan memililki wuujud yang dapat dirasakan atau diterima oleh indra. Dominick mendefinisikan pesan sebagai the actual phisycal produc the source encodes.
4. Saluran : saluran atau channel adalah jalan yang di lalui pesan untuk sampai kepada penerima. Aliran udara dapat juga berfungsi sbagai saluran.
5. Dekoding : kegiatan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan pesan-pesan fisik kedalam suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima.
6. Komunikan : disebut juga audiens yaitu sasaran atau target dari pesan penerima.
7. Umpan Balik : tanggapan atau respons dari penerima pesan yang membentuk dan mengubah pesan berikut yang akan disampaikan oleh sumber.umpan balik menjadi perputaran arah dari arus komunikasi.
8. Gangguan

TRADISI TEORI KOMUNIKASI

Telah lama para ahli berupaya memberikan penjelasan mengenai pengertian 'komunikasi' melalui berbagai teori yang mereka kemukakan. Namun semakin banyak upaya yang dilakukan untuk menjelaskan komunikasi, melalui berbagai penelitian, justru pengertian komunikasi semakin kabur. Namun disinilah letak daya tarik ilmu komunikasi karena selalu membuka peluang untuk diskusi dan argumentasi. Hal ini tentu saja menuntut praktisi komunikasi untuk terus menerus memperbaharui pengetahuannya di bidang ini.
Berbagai perbedaan pandangan mengenai komunikasi disebabkan para ahli komunikasi memiliki ketertarikan yang berbeda-beda terhadap berbagai bidang atau aspek yang tercakup dalam ilmu komunikasi. Para ahli komunikasi juga memiliki pandangan yang tidak sama mengenai hal apa yang menjadi fokus perhatian atau aspek apa dalam komunikasi yang menurut mereka paling penting dalam ilmu komunikasi.

Tidak adanya teori tunggal dalam ilmu komunikasi mendorong kita untuk memiliki suatu metamodel teori komunikasi yang bersifat menyeluruh (komprehensif) yang dapat membantu kita menjelaskan berbagai topik dan asumsi dan membantu kita dalam melakukan pendekatan terhadap berbagai teori yang ada. Metamodel teori komunikasi menyediakan suatu sistem yang kuat bagi kita untuk mengorganisir berbagai teori komunikasi.
Disini, kita menggunakan pandangan Robert T. Craig dalam menjelaskan berbagai teori komunikasi yang jumlahnya banyak itu. Robert Craig membagi dunia teori komunikasi ke dalam tujuh kelompok pemikiran atau tujuh tradisi pemikiran yaitu:

1. Sosiopsikologi (sociopsychological)
2. Sibernetika (cybernetic)
3. Retorika (rhetorical)
4. Semiotika (semiotic)
5. Sosiokultural (sociocultural)
6. Kritis (critical)
7. Fenomenologi (phenomenology)


1. SOSIOPSIKOLOGI
Pemikiran yang berada dibawah naungan sosiopsikologi memandang individu sebagai makhluk sosial. Teori-teori yang berada di bawah tradisi sosiopsikologi memberikan perhatiannya antara lain pada perilaku individu, pengaruh, kepribadian dan sifat individu atau bagaimana individu melakukan persepsi. Sosiopsikologi digunakan dalam topik-topik tentang diri individu, pesan, percakapan, hubungan interpersonal, kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.

2. SIBERNETIKA
Sibernetika memandang komunikasi sebagai suatu sistem dimana berbagai elemen yang terdapat di dalamnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Komunikasi dipahami sebagai sistem yang terdiri dari bagian-bagian atau variabel-variabel yang saling mempengaruhi satu sama lain. Sibernetika digunakan dalam topik-topik tentang diri individu, percakapan, hubungan interpersonal, kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.


3. RETORIKA
Retorika didefinisikan sebagai seni membangun argumentasi dan seni berbicara. Dalam perkembangannya retorika juga mencakup proses untuk ‘menyesuaikan ide dengan orang dan menyesuaikan orang dengan ide melalui berbagai macam pesan’

4. SEMIOTIKA
Semiotika memandang komunikasi sebagai proses pemberian makna melalui tanda yaitu bagaimana tanda mewakili objek, ide, situasi, dan sebagainya yang berada diluar diri individu. Semiotika digunakan dalam topik-topik tentang pesan, media, budaya dan masyarakat.

5. SOSIOKULTURAL
Cara pandang sosiokultural menekankan gagasan bahwa realitas dibangun melalui suatu proses interaksi yang terjadi dalam kelompok, masyarakat dan budaya. Sosiokultural lebih tertarik untuk mempelajari pada cara bagaimana masyarakat secara bersama-sama menciptakan realitas dari kelompok sosial, organisasi dan budaya mereka. Sosiokultural digunakan dalam topik-topik tentang diri individu, percakapan, kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.

6. KRITIS
Pertanyaan-pertanyaan mengenai kekuasaan (power) dan keistimewaan (privilege) yang diterima kelompok tertentu di masyarakat menjadi topik yang sangat penting dalam teori kritis. Kritis memandang komunikasi sebagai bentuk pemikiran yang menentang ketidakadilan. Tradisi kritis digunakan dalam topik-topik tentang diri individu, pesan, percakapan, hubungan interpersonal, kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.

7. FENOMENOLOGI
Fenomenologi memandang komunikasi sebagai pengalaman melalui diri sendiri atau diri orang lain melalui dialog. Tradisi memandang manusia secara aktif menginterpretasikan pengalaman mereka sehingga mereka dapat memahami lingkungannya melalui pengalaman personal dan langsung dengan lingkungan. Tradisi fenomenologi memberikan penekanan sangat kuat pada persepsi dan interpretasi dari pengalaman subjektif manusia. Pendukung teori ini berpandangan bahwa cerita atau pengalaman individu adalah lebih penting dan memiliki otoritas lebih besar dari pada hipotesa penelitian sekalipun. Fenomenologi digunakan dalam teori-teori tentang pesan, hubungan interpersonal, budaya dan masyarakat.
Berbagai perbedaan yang terkandung dalam masing-masing kelompok tradisi komunikasi tersebut mempengaruhi pada cara melakukan riset atau penelitian komunikasi dan mempengaruhi pilihan teori yang akan digunakan. Setiap teori menggunakan cara atau metode riset yang berbeda yang secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar paradigma penelitian yaitu objektif dan interpretatif.

1. Objektif
Ilmu pengetahuan seringkali diasosiasikan dengan sifatnya yang objektif (objectivity) yang berarti bahwa pengetahuan selalu mencari standarisasi dan kategorisasi. Dalam hal ini, para peneliti melihat dunia sedemikian rupa sehingga peneliti lain yang menggunakan cara atau metode melihat yang sama akan menghasilkan kesimpulan yang sama pula. Dengan kata lain, suatu replikasi atau penelitian yang berulang-ulang akan selalu menghasilkan kesimpulan yang persis sama sebagaimana penelitian dalam ilmu pengetahuan alam (natural sciences). Penelitian yang menggunakan metode objektif sering disebut dengan penelitian empiris (scientific scholarship) atau positivis. Perlu ditegaskan disini bahwa apa yang dikenal selama ini sebagai tipe penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif masuk dalam kategori penelitian objektif positivis ini.

2. Interpretatif
Mereka yang menggunakan pendekatan ini sering disebut dengan humanistic scholarship. Jika metode objektif (penelitian kuantitatif/kualitatif) bertujuan membuat standarisasi observasi maka metode subjektif (penelitian interpretatif) berupaya menciptakan interpretasi. Jika ilmu pengetahuan berupaya untuk mengurangi perbedaan diantara para peneliti terhadap objek yang diteliti maka para peneliti humanistik berupaya untuk memahami tanggapan subjektif individu. Pendekatan interpretatif memandang metode penelitian ilmiah tidaklah cukup untuk dapat menjelaskan 'misteri' pengalaman manusia sehingga diperlukan unsur manusiawi yang kuat dalam penelitian. Kebanyakan mereka yang berada dalam kelompok ini lebih tertarik pada kasus-kasus individu daripada kasus-kasus umum.


Nama ; Agam Prasetya

Motivasi

MOTIVASI

Motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa juga yang diinginkannya. Jadi , motivasi bukanlah sesuatu yang dapat diamati , tetapi merupakan hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu perilaku yang tampak . Motivasi dapat ditimbulkan baik oleh factor internal maupun factor eksternal . Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbukan motivasi internal . Sedangkan motivasi eksterbal adalah kekuatan yang ada di dalam individu yang juga dipengaruhi oleh oleh factor – factor intern . Jadi , motivasi ekternal adalah hasil dari perkembangan motivasi internal . Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain :
1. Teori Kebutuhan dari Herzberg
Fisiologis needs : Kebutuhan pribadi
Safety & security needs : Kebutuhan akan rasa aman
Social & Belonging needs : Kebutuhan akan interaksi & kepemilikan
Self Actualition needs : Mengembangkan kemampuan diri dalam bekerja
2. Teori 2 Faktor dari Herzberg
Ekstrinsik ( dissatisfied ) : Rasa kurang puas seseorang dalam bekerja
Intrinsik ( Satisfied ) :
Recognition : Pengakuan
Responsibility : Tanggung jawab
Achievement : Prestasi
Work Self : Pekerjaan itu sendiri
Possibility To Growth : Kemungkinan untuk berkembang
Advancement : Kemajuan
3. Teori Prestasi dari Mc Celland
Need for achievement : Dibutuhkan untuk prestasi
Need for Affiliation : Dibutuhkan untuk persatuan
Need for power : Dibutuhkan untuk kekuasaan
4. Teori Harapan
Teori ini berargumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu, dan pada daya tarik dari keluaran bagi individu tersebut.
Teori pengharapan mengatakan seorang dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantarkan ke suatu penilaian kinerja yang baik, Suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi . Intinya , teori harapan adalah teori motivasi yang dilakukan dengan harapan akan mendapatkan suatu prestasi .
Effort Performance : Usaha untuk berprestasi
Performance Outcome : Hasil / prestasi
5. Teori Keadilan
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan. Individu bekerja untuk mendapat tukaran imbalan dari yang sudah dikerjakannya .
6. Teori Human Relation
Teori motivasi yang menggambarkan seseorang akan bekerja lebih gigih jika merasa dibutuhkan , diperhitungkan dan dihargai .
Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh mahasiswa agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada mahasiswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar mahasiswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi / memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran.
Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar mahasiswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap kefektifan usaha belajar siswa.
Fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya :
1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Dalam rumusan masalah diatas saya mengamati apakah motivasi itu berpengaruh dalam prestasti belajar siswa, ternyata sangat berpengaruh yaitu :
1. Motivasi pada umumnya mempertinggi prestasi dan memperbaiki sikap terhadap tugas dengan kata lain, motivasi dapat membangkitkan rasa puas dan menaikkan prestasi sehingga melebih prestasi normal.
2. Hasil baik dalam pekerjaan yang disertai oleh pujian merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja dengan giat. Bila hasil pekerjaan tidak diindahkan orang lain, mungkin kegiatan akan berkurang. Pujian harus selalu berhubungan erat dengan prestasi yang baik. Anak-anak harus diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu dengan hasil yang baik, sehingga padanya timbul suatu “sense of succes” atau perasaan berhasil.
3. Motivasi berprestasi merupakan harapan untuk memperoleh kepuasan dalam penguasaan perilaku yang menentang dan sulit (Mr. Clelland, 1955).


Saya sebagai mahasiswa , motivasi saya adalah untuk berprestasi ( Teori Harapan ) . Dalam melakukan kegiatan perkuliahan / pembelajaran sangat diperlukan suatu motivasi untuk mendapatkan hasil yang terbaik / prestasi . Dengan mendapatkan suatu prestasi saya dapat membanggakan orangtua saya sehingga mereka tidak sia – sia membiayai saya untuk kuliah di perguruan tinggi . Selain itu , dengan mendapatkan suatu prestasi , akan menjadi suatu kepuasan bagi saya karena akan bisa lebih memotivasi saya untuk melakukan hal lainnya .



Nama : Agam Prasetya

Pengorganisasian

PENGORGANISASIAN

Pengertian Pengorganisasian
Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertain , istilah tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga kerja organisasi.
b. Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para karyawan.
c. Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dari tiga hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal , mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
1.2 Teori-Teori Organisasi
Dalam kehidupan nyata orang-orang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan bersama , yang dilakukan adalah kegiatan menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional atau biasa disebut dengan istilah Organisasi. Organisasi dalam hal ini bisa terdapat pada badan usaha , instansi pemerintah , lembaga pendidikan , militer , kelompok masyarakat atau suatu perkumpulan olahraga.
Kata Organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional , seperti organisasi perusahaan , rumah sakit , perwakilan pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.
STRUKTUR ORGANISASI
2.1 Pengertian Sturktur Organisasi
Sturktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Sturktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi atau orang-orang yang menunjukkan kedudukan , tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja , standarlisasi ,koordinasi , sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan atau besaran satuan kerja.
2.2 Faktor-Faktor Perancangan Struktur Organisasi
faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut:
1. strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. strategi menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara para pimpinan dan bawahan.
2. teknologi yang digunakan. perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang-barang atau jasa akan membedakan struktur organisasi.
3. anggota (pegawai / karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. kemanapun dan cara berfikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerja sama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi.
4. ukuran organisasi. besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan kerjanya yang sangat mempengaruhi struktur organisasi. semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin kompleks dan harus dipilih struktur yang tepat.
Unsur-unsur Struktur Organisasi terdiri dari:
1. Spesialisasi kegiatan
2. Standarisasi kegiatan
3. Koordinasi kegiatan
4. Sentralisasi dan Desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kegiatan
Kelompok Kerja Formal:
1. Pembagian kerja
2. Menejer dan bawahan atau rantai perintah
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokan segmen pekerjaan
5. Tingkat manajemen
Organisasi mempunyai tiga tipe utama kelompok-kelompopk kerja formal yaitu:
1. Kesatuan tugas khusus (task forces)
2. Panitia:
*. tetap (standing committess) disebut juga panitia struktural.
* tidak tetap (ad hoe)
3. Dewan (boards) dan komisi
tujuan dibentuknya panitia manajemen adalah untuk mengkoordinasikan dan mempertukarkan informasi, memberi saran manajemen, atau bahkan membuat keputusan sendiri.
DEPARTEMENTALISASI
3.1 Pengertian Departementalisasi
Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
1. Fungsi
2. Produk atau jasa
3. Wilayah
4. Langganan
5. Proses atau peralatan
6. Waktu
7. Pelayanan
8. Alpa – numeral
9. Proyek atau matriks
3.2 Departementalisasi Fungsional
Departentalisasi fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi.
Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi. kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif.
3.3 Departementalisasi Divisional
Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan.
Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metoda-metoda pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi.
Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.
Kebaikan-kebaikan struktur organisasi divisional dapat diperinci sebagai berikut :
1. Meletakkan koordinasi dan wewenang yang diperlukan pada tingkat yang sesuai bagi pemberian tanggapan yang cepat.
2. Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang khas.
3. Tempat latihan yang baik bagi para manager strategik.
Kelemahah-kelemahan sturktur divisional secara lebih terperinci :
1. Masalah duplikasi sumberdaya dan peralatan yang tidak perlu.
2. Dapat menimbulkan tidak konsistennya kebijakan antara divisi-divisi.
3.4 Organisasi Proyek dan Matriks
Bentuk organisasi proyek dan matriks adalah tipe departementalisasi campuran (hybrid design). Kedua struktur organisasi ini tersusun dari satu atau lebih tipe-tipe departementalisasi lainnya. Struktur proyek dalam matriks bermaksud untuk mengkombinasikan kebaikan-kebaikan kedua tipe design fungsional dan divisional dengan menghindari kekurangan-kekurangan.
Kebaikan organisasi matriks. Berbagai kebaikan organisasi dapat diperinci :
1. Memaksimumkan efisiensi penggunaan manager-manager fungsional.
2. Membebaskan manajeman puncak untuk perencanaan.
3. Menstrimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan yang bermacam-macam dengan orientasi proyek.
Kelemahan organisasi matriks. Kelemahan-kelemahan organisasi matriks adalah :
1. Mengandung resiko timbulnya perasaan anarki.
2. Sangat memerlukan koordinasi horizontal dan vertikal.
3. Memerlukan lebih banyak keterampilan-keterampilan antar pribadi.
4. Sangat mahal untuk diimplementasikan.


Nama : Agam Prasetya

Proses Perencanaan

PROSES PERENCANAAN

Persaingan sektor jasa pendidikan dikalangan perguruan tinggi swasta (PTS) dalam memperebutkan “pasar” mahasiswa ini cukup berat. Perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia saat ini tumbuh subur bagaikan jamur di musim hujan. Saat ini jumlah PTS di Indonesia sudah sekitar 2.678 institusi yang mengelola sebanyak 10.680 program studi.
Dari 2.678 institusi, sekitar 20 persen berbentuk universitas, 50 persen berbentuk sekolah tinggi, dan 30 persen dalam bentuk akademi. Data ini diperoleh dari Suharyadi, Pengurus Pusat Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) seperti yang dilansir dalam www.suarapembaruan.com.
Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Asosiasi perguruan Tinggi Swasta (APTISI), dalam www.pts.co.id/kondisi.asp/Kondisi dengan jumlah institusi yang mencapai 2678 sedangkan diketahui jumlah mahasiswa Indonesia hanya 1.706.800 orang, maka jumlah rata-rata mahasiswa di PTS hanya sekitar 600-an orang. Hampir semua perguruan tinggi swasta merasakan dampak hebatnya persaingan dalam mendapatkan mahasiswa.
Hal ini bisa dilihat dari prosentase jumlah mahasiswa setiap tahun yang mengalami penurunan sehingga menyebabkan sekitar 30%-40% PTS di Indonesia tengah menuju kebangkrutan.
Ditengah persaingan yang begitu berat, Universitas Budi Luhur mengeluarkan fakultas baru yakni fakultas ilmu komunikasi. Sebenarnya fikom ini bukan fakultas yang benar-benar baru dibentuk, sebelumnya berupa program studi ilmu komunikasi yang berada dibawah naungan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Budi Luhur. Sebagai fakultas baru, Fikom UBL memerlukan komunikasi yang strategis untuk dapat bersaing dalam memperebutkan mahasiswa. Strategi komunikasi adalah kegiatan atau kampanye komunikasi yang sifatnya informasional maupun persuasive untuk membangun pemahaman dan dukungan terhadap suatu ide, gagasan atau kasus, produk maupun jasa yang terencana yang dilakukan oleh suatu organisasi baik yang berorientasi laba maupun nirlaba, memiliki tujuan, rencana dan berbagai
alternative berdasarkan riset dan memiliki evaluasi. (Smith, 2005:3).
Komunikasi strategis bukan hanya pada kegiatan public relations. Komunikasi pemasaran juga merupakan perwujudan dari konsep-konsep komunikasi (Smith, 2005: 3). Public relations dan pemasaran atau marketing merupakan bidang yang sering kali bertubrukan atau over lapping. Public relations merupakan fungsi manajemen yang memusatkan perhatian pada interaksi jangka panjang antara organisasi dengan publicpublik yang berkaitan dengan organisasi untuk memperoleh goodwill, pengertian yang saling menguntungkan serta dukungan (Smith, 2005: 4).
Sedangkan komunikasi pemasaran adalah fungsi dalam manajemen yang
memusatkan perhatian pada produk atau jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen (Smith, 2005: 4). Namun, koordinasi dari dua kegiatan tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas suatu organisasi dan dikenal sebagai integrated marketing communication (IMC).
Philip Kotler et.all memberikan empat tahap proses dalam komunikasi pemasaran yakni analisas lingkungan, identifikasi khalayak dan tujuan, pengembangan pendekatan strategis dam mengembangkan rencana implementasi. Sedangkan Smith memberikan sembilan fase yang dikelompokkan menjadi empat fase dalam komunikasi strategis untuk public relations yakni formative research, strategy, tactic dan evaluation research.
Berikut ini perencanaan komunikasi pemasaran layanan jasa pendidikan Fikom Universitas Budi Luhur dengan menggunakan fase-fase yang dikemukakan Smith.

Formative Research Phase
Fase pertama dalam proses perencanaan strategis menurut Smith adalah riset formatif atau riset stategis adalah kegiatan pendahuluan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi dan menganalisa situasi yang dihadapi (Smith, 2005:11). Dalam fase ini terdapat tiga tahap yakni analisis situasi, analisis organisasi dan analisis publik.
Situasi adalah satu set keadaan yang dihadapi oleh organisasi. Situasi memiliki makna yang sama dengan masalah. Sehingga analisis situasi adalah pernyataan tentang peluang dan hambatan yang dihadapi oleh program komunikasi. Tanpa adanya pernyataan situasi yang dihadapi dengan jelas dan dini maka efisiensi riset tidak dapat dilakukan. Definisi situasi ini dinyatakan dalam bentuk kata benda. Sedangkan yang termasuk dalam analisis organisasi meliputi aspek lingkungan internal, persepsi publik dan lingkungan eksternal yang dihadapi meliputi pesaing maupun pendukung. Sedangkan analsis publik adalah identifikasi dan analsis publik-publik kunci dari berbagai kelompok orang yang berinteraksi
dengan organisasi.
Adapun analisis situasi, organisasi dan publik dalam perencanaan komunikasi pemasaran untuk layanan jasa pendidikan Fikom UBL adalah
sebagai berikut :
Universitas Budi Luhur merupakan salah satu institusi swasta yang menawarkan jasa pendidikan yang terletak di wilayah Jakarta Selatan. Universitas Budi Luhur memiliki moto “cerdas berbudi luhur”,sebelumnya memiliki lima fakultas yakni Fakultas Teknologi Informasi (FTI), Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) ,Fakultas Teknik (FT), dan Fakultas Pasca Sarjana yang terdiri dari Magister Manajemen, Magister Akuntansi dan Magister Komputer serta satu Akademi Sekretari.
Sedangkan Fakultas Ilmu Komunikasi baru berdiri tahun 2006, sebelumnya merupakan program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yang berdiri tahun 1998 dengan peringkat akreditasi B (Baik) berdasarkan Surat Keputusan BAN PT Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 06516/Ak-VIII-S1-022/UBWILM/VI/2004. FIKOM Universitas Budi Luhur ini terdiri dari empat bidang peminatan (Konsentrasi) yaitu broadcast journalism, public
relations, visual communications dan advertising.
Saat ini, Universitas Budi Luhur memiliki kurang lebih 3000 mahasiswa dari berbagai fakultas dan akademi yang ada, memiliki sarana, fasilitas yang cukup memadai dan berkualitas, yakni ruangan ber-AC dilengkapi dengan OHP dan CAI, laboratorium computer, laboratorium fotografi, laboratorium design graphic, radio kampus rtk dan Jakarta Broadcasting School, fasilitas olah raga, tempat parkir yang luas, taman yang hijau, kantin dan mushola. Bangunan Budi Luhur sangat khas karena berbentuk rumah jawa dan di kanan-kiri pintu gerbang terdapat patung khas pewayangan.
Selain diasuh dosen tetap, Budi Luhur juga diasuh oleh dosen tidak tetap yang terdiri dari lulusan berbagai perguruan tinggi ternama. Fikom UBL Juga didukung oleh para praktisi profesional sesuai dengan bidangbidang peminatan atau konsentrasi yang ada. Kualitas pengajarnya sampai saat ini terus ditingkatkan dengan cara memberikan beasiswa meneruskan studi S2 dan S3 di dalam maupun diluar negeri. Dengan memanfaatkan predikat sebagai pelopor dalam pendidikan tinggi dibidang komputer di Indonesia, FIKOM UBL hadir dengan kurikulum yang berbasis teknologi informasi dengan menyesuaikan kebutuhan pada dunia kerja.
Adapun segmentation, targetting and positioning produk dari Fikom UBL
adalah sebagai berikut :
Segmentasi pasar, adalah proses mengkotak-kotakkan pasar yang heterogen ke dalam kelompok-kelompok potensial customers yang memiliki kesamaan kebutuhan dan kesamaan karakter , serta memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya. Segmentasi pasar dapat dikotak-kotakan berdasarkan demografi, yakni pasar dipilah berdasar kelompok umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, agama, ras, geografi,berdasarkan letak negara, propinsi,
otonomi, desa, wilayah tertentu, psikografis, berdasar kelas sosial, gaya hidup atau ciri kepribadian tertentu dan behavioristik menurut pengetahuan, sikap pandangan, penggunaan atau tanggapan mereka terhadap suatu produk (Kotler, 2000:256-273). Segmentasi pasar Fikom UBL dilakukan berdasarkan demografi, geografi, psikografis, dan behavioristik.
Setelah melakukan segmentasi pasar kemudian menetapkan target market atau targeting dan melakukan positioning. Targeting adalah menetapkan segmen di pasar untuk ditargetkan sebagai sasaran layanan. Segmen yang terpilih, disebut sebagai target market (Kotler, 2000:274).
Dan target market berdasarkan segmentasi diatas adalah semua jenis kelamin, usia minimal 18 tahun, pendidikan minimal SMA atau sederajat, khususnya yang berdomisili di Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Tangerang, berasal dari kelas sosial BC, terutama memiliki pengetahuan tentang UBL (SMA binaan UBL).
Sedangkan Positioning Fikom UBL yang ingin dicapai dalam benak konsumen adalah Fikom UBL sebagai fikom berkualitas yang berbasis IT (Teknologi Informasi). Menurut Kotler, positioning adalah tindakan yang dilakukan marketer untuk membuat citra produk dan hal-hal yang ingin ditawarkan pada pasarnya berhasil memperoleh posisi yang jelas dan mengandung arti dalam benak sasaran konsumennya. Positioning bukanlah strategi produk, tetapi strategi komunikasi (Kotler, 2000:286).
Fisip dan Fikom UBL memiliki kerja sama yang baik dengan Fisip UI dan saat ini sudah ada pembicaraan mengenai dual degree programme dengan kriminologi UI untuk membuka jurnalistik investigasi. Diharapkan kerjasama ini dapat meningkatkan support terhadap fikom. Selain dengan UI, UBL juga mengadakan kerja sama dengan Asian Institute of Technology, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Dalam waktu dekat juga akan dijalin kerjasama dengan beberapa Universitas di luar negeri, seperti Universiti Kebangsaan Malaysia, Universiti Teknologi Malaysia dan universitas lain
yang berada di Australia dan Jepang.
Sebagai fakultas yang baru saja dibuka, Fikom UBL tentu saja mengalami beratnya persaingan dengan fikom-fikom yang sudah lama berdiri dari universitas lain yang berlokasi tidak jauh dari Budi Luhur, terlebih sampai saat ini, Universitas Budi Luhur lebih dikenal dengan Fakultas Teknologi Informasi (FTI)-nya dari pada fakultas lain yang ada di Budi Luhur. Persaingan yang cukup berat dalam memperebutkan dan memperoleh mahasiswa ini disebabkan oleh Universitas Budi Luhur hanyalah sebagai salah satu dari sekian banyaknya perguruan tinggi
swasta yang ada di Jakarta Selatan.
Pesaing atau competitor yang dihadapi oleh Fikom UBL adalah fikom maupun akademi komunikasi yang ditawarkan oleh universitas lain terutama yang berlokasi tidak jauh dari Budi Luhur. Dalam hal ini Fikom Universitas Mercu Buana, Fikom Universitas Moestopo, Fikom Indonusa Esa Unggul dan Fikom dari Universitas lain di Jakarta seperti Fikom Universitas Tarumanegara yang belum lama dibuka, Universitas Paramadina, dan masih banyak lagi. Selain itu, Fikom UBL juga harus
bersaing dengan Akademi Komunikasi Bina sarana Informatika yang terletak sangat dekat dengan UBL. Competitors atau para pesaing ini memiliki reputasi yang cukup baik dan dikenal oleh masyarakat luas.
Mereka memiliki sumber daya yang baik dan berkualitas dengan harga yang berani bersaing ditambah “jam terbang” mereka yang cukup lama. Ini lah yang belum bisa ditawarkan oleh fikom UBL.
Hambatan lain yang dihadapi adalah keterbatasan dana untuk melakukan program atau kegiatan promosi dan komunikasi Fikom UBL mengingat jumlah mahasiswa yang terus merosot belakangan ini yang berdampak juga bagi income UBL. Setelah melakukan riset formatif, maka fase yang kedua adalah
strategi.

2.2. Strategy Phase
Strategi merupakan jantung nya perencanaan public relations maupun komunikasi pemasaran dan bidang lainnya yang berkaitan. Strategi adalah keseluruhan rencana organisasi, meliputi apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Strategi memiliki dua fokus yakni aksi yang dilakukan organisasi dan isi pesan.
Strategi memiliki tiga tahap, yakni menetapkan tujuan dan sasaran, memformulasikan aksi dan strategi respon, kemudian menggunakan komunikasi efektif.
Tujuan merupakan pernyataan tentang suatu isu dan gambaran bagaimana mencapai harapan yang diinginkan. Tujuan komunikasi dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yakni reputation management goal, yang berhubungan dengan identitas dan persepsi organisasi, relationship management goal yang berkaitan dengan hubungan organisasi dengan para publiknya dan task management goal yang berhubungan dengan cara melakukan sesuatu tugas.
Dan Goals atau tujuan dari program komunikasi ini adalah :
1. Reputation Management Goals
a. untuk meningkatkan reputasi Universitas Budi Luhur sebagai perguruan tinggi yang mencerdaskan anak bangsa dengan dilandasi budi pekerti yang luhur
b. untuk meningkatkan citra UBL sebagai “a place for quality”
c. untuk membentuk citra Fikom UBL sebagai Fikom yang berbasis IT
2. Task Management Goals
a. untuk memproleh mahasiswa baru Fikom UBL dalam jumlah yang tinggi. Sedangkan sasaran atau objective adalah pernyataan yang muncul dari tujuan organisasi. Sasaran harus dinyatakan dengan jelas dan dapat diukur, memusatkan pada publik dan dampak, dan dinyatakan waktu untuk pencapaian sasaran. Dan objectives program komunikasi ini adalah :
a. efek awareness, untuk meningkatkan pengetahuan target market atas dibukanya Fikom UBL yakni sekitar 75% dari jumlah siswa/siswi atau lulusan SMA di Tangerang , Jakarta Selatan dan Jakarta Barat
b. efek acceptance, untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat 50% target market untuk menjadi mahasiswa Fikom UBL.
c. efek action, customer services menerima 1000 telepon (toll free phone number)dan 500 kunjungan dari publik yang berbeda dalam waktu 12 bulan untuk mencari informasi /melakukan konfirmasi tentang Fikom UBL
d. efek action, untuk mendapatkan 1000 aplikasi pendaftaran mahasiswa baru Fikom UBL
Setelah goals dan objectives ditentukan, baru kemudian memformulasikan aksi dan strategi respon selanjutnya. Strategi perencanaan komunikasi yang dapat digunakan ada dua jenis, yaitu proactive strategies, yakni strategi komunikasi yang muncul atas inisiatif organisasi sesuai dengan rencana organisasi sebelumnya.
Sedangkan reactive strategies adalah strategi yang merupakan reaksi atas pengaruh lingkungan dan peluang dari lingkungan organisasi (Smith, 20005:82). Strategi yang digunakan dalam perencanaan program komunikasi ini adalah proactive strategies. Proactive strategies ini terdiri dari action atau aksi dan communication atau komunikasi yang keduanya saling berkaitan, yakni :
1. Action Strategies
a. Organizational Performances, meyakinkan publik bahwa organisasi memiliki kualitas yang terbaik bagi konsumen, yakni dengan membuktikan atau mengkomunikasikan bahwa Fikom UBL sebagai fikom yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
b. Audience Participation, menggunakan taktik komunikasi dua arah dan melakukan aktivitas dari publik yang berkepentingan untuk secara langsung melakukan kontak dengan produk atau jasa yang dihasilkan organisasi, diantaranya dengan cara memberikan kesempatan kepada audience memberikan feedback atas pesan yang seudah disampaikan dalam rangka melakukan outside in, misalnya dengan diadakannya survey untuk mengetahui pendapat dari siswa/i atau lulusan SMA tentang universitas atau fakultas yang menurut mereka layak untuk menjadi pilihan selain PTN, dialog atau memberi informasi dan menjawab berbagai pertanyaan dari publik tentang Fikom UBL dengan menyediakan layanan tanya jawab di website UBL yakni www.bl.ac.id dan toll-free phone number, memberikan kursus fotografi, webdesign, broadcasting, public speaking kepada siswa/siswi dengan harga yang murah untuk membangun minat mereka pada pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan komunikasi praktis, dengan cara mengundang perwakilan siswa/siswi SMA khususnya yang merupakan binaan UBL untuk mengikuti perkuliahan yang dilakukan oleh dosen tamu (praktisi atau profesional terkenal) termasuk dalam perkuliahan etiket dan protokoler pada materi tabel manner di hotel untuk memberikan gambaran kegiatan perkuliahan di Fikom UBL
c. special events, sebagai triggering events, misalnya dengan mengadakan lomba pidato dan public speaking, lomba fotografi, lomba penyiar radio dan presenter tv, lomba membuat majalah dinding, lomba membuat proposal event dan komunikasi untuk krisis sederhana bagi siswa/siswi SMA dan umum, mengadakan berbagai lomba olah raga seperti basket, futsal, sepak bola dan taek kwondo, mengadakan Budi Luhur Fair (acara tahunan yang dilakukan UBL), yang berisi education expo semua fakultas, bazaar berbagai produk seperti buku, komputer, dan pernak-pernik lainnya dan music concert yang diramaikan oleh Artis terkenal pada hari terakhir diselenggarakan sekitar bulan Juni-Juli, mengadakan open house di Kampus Pusat UBL yang ditujukan kepada masyarakat umum dan siswa/siswi SMA, mengikuti education expo dan melakukan education gathering seperti seminar dan workshop dengan pembicara tokoh komunikasi yang terkenal dari media massa, konsultan Humas
d. Aliances and coalitions, misalnya dengan melakukan kerja sama (aliansi) dengan SMA-SMA sekitar UBL yang disebut SMA binaan dan melakukan presentasi Fikom UBL, melakukan kerja sama (koalisi) dengan berbagai media massa untuk berpartisipasi dalam lomba fotografi, seminar dan workshop dan melakukan kerja sama (koalisi)dengan perusahaan dan biro konsultan humas untuk lomba pembuatan proposal kegiatan
e. Sponsorship, untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tjuan ataupun sasaran program, dalam hal ini kegiatan yang dilakukan oleh target market, yakni dengan memberikan sponsor pada acara pentas seni atau prompt nigth SMA binaan
f. Strategic Philanthropy, ini dilakukan untuk memperoleh keuntungan berupa reputasi yang baik atau biasa disebut dengan corporate social responsibility, yakni dengan memberikan beasiswa berupa beasiswa penuh dan beasiswa berupa potongan 50% biaya kuliah di UBL kepada anak-anak berprestasi di lingkungan sekitar UBL dan putra-puti berprestasi didaerah konflik dan bencana alam di Indonesia.
2. Communication Strategies. Ada tiga jenis strategi komunikasi, yakni publisitas media massa terhadap organisasi, orang, produk, jasa maupun gagasan untuk mendapatkan dukungan publik. Biasanya dengan menggunakan third party endoser yang memiliki kredibilitas tinggi, news worthy information untuk mendapatkan perhatian dari media dan publik dengan menggunakan prinsip significance, lokalness, balance, and timeliness ditambah unussualness dan fame yang disingkat menjadi SiLoBaTi + UnFa dan transparent communication, dengan menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan terbuka dan dapat diamati untuk memperoleh pemahaman dan dukungan terhadap organisasi.
Setelah strategi aksi dan respon dirumuskan, maka pesan komunikasi yang efektif pun dirumuskan. Yang perlu diperhatikan dalam perumusan pesan yang efektif adalah komunikator yang akan menyampaikan pesan, pendekatan yang digunakan dalam menyeusun pesan, struktur pesan termasuk kata dan simbol yang akan digunakan.
Model komunikasi yang digunakan dalam perencanaan komunikasi adalah model informatif ,persuasif dan dialog untuk mendapatkan pemahaman yang saling menguntungkan. Spoke person yang digunakan adalah menggunakan beberapa company spoke person meliputi Direktur Direktorat Promosi, Kerja Sama, Humas dan Registrasi, Kabag Humas dan tim dari Fikom UBL dimana diantara mereka menyampaikan pesan yang konsisten atas nama Universitas Budi Luhur. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kredibilitas, karisma dan kekuasaan untuk dapat menarik perhatian dan mempengaruhi target market. Sedangkan struktur pesan yang digunakan adalah argumen 2 sisi (two sided argument) mengingat audience yang berpendidikan SMA yang dapat dikategorikan memiliki latar belakang pendidikan cukup tinggi. Dan dalam memberikan penjelasan kepada publik mengunakan kata-kata yang tepat, bahasa yang sederhana sesuai dengan bahasa remaja (SMA) dan orang tua. Pesan yang dirumuskan dengan menggunakan rational approach yakni berupa beberapa keuntungan menjadi mahasiswa Fikom UBL termasuk kelebihan program akademi yang dimiliki Fikom yang berorientasi pada masa depan.
Pesan diperkuat dengan bukti atau verbal evidence yaitu dengan cara melakukan comparison dengan fikom dari universitas lain berdasarkan perhitungan statistik kesempatan kerja dibidang komunikasi dan testimonial dari lulusan Fikom UBL yang telah sukses. Berikut ini slogan Fikom UBL : ”Dengan Fikom Universitas Budi Luhur yang berbasis IT, Get Your Future Here”.
Komunikasi verbal ini diperkuat dengan penggunaan komunikasi non verbal berupa penggunaan warna yang konsisten dan menjadi identitas fikom yaitu warna kuning terang. Warna ini dipakai diseluruh atribut atau artefak yang berkaitan dengan fikom.




Tactic Phase
Setelah strategi di buat, kini tiba gilirannya untuk memasuki fase ketiga yaitu taktik. Pada fase ini terdiri dari pemilihan taktik komunikasi yang akan digunakan dan melakukan implementasi rencana strategis yang
sudah disusun.
Taktik komunikasi yang digunakan dalam perencanaan komunikasi pemasaran ini adalah perpaduan antara kegiatan public relations dan komunikasi pemasaran yang lazim disebut sebagai integrated communication. Ada empat kategori taktik komunikasi yang dapat digunakan yaitu interpersonal communication, organizational media, news media dan advertising and promotional media. Taktik interpersonal communications yang digunakan adalah personal involvement, berupa undangan open house, site in di mata kuliah tertentu, kursus, dan sebagainya, information exchange dengan melakukan education gathering, lomba, dan sebagainya. Special events dengan melakukan BL
fair, sporting events, dan social events berupa pemberian beasiswa untuk masyarakat sekitar. Sedangkan taktik organizational media yang digunakan antara lain general publication, yaitu brosur, flyer, pamflet, direct mail berupa undangan dan katalog serta audiovisual media, melalui media digital yakni website. Taktik News media yang digunakan yakni hanya menggunakan koran-koran, radio dan stasiun tv yang sudah menjalin kerja sama dengan Budi Luhur untuk memberitakan launching fikom dan berbagai event yang dilakukan Budi Luhur. Taktik yang terakhir
digunakan berupa taktik advertising and promotional media, yaitu dengan memasang iklan di koran, majalah, radio dan televisi tertentu sesuai dengan target market. Namun media ini tidak banyak digunakan (frekuensi jarang) mengingat keterbatasan dana yang ada.
Setelah taktik komunikasi sudah selesai ditentukan, maka seluruh rencana strategis dapat diimplementasikan. Dalam hal ini rencana dan anggaran mulai dibuat. Rencana yang dibuat mencakup pola dan frekuensi dilakukannya taktik komunikasi serta batas waktu yang harus dicapai dan person in charge Rencana tersebut dapat dibuat dalam bentuk gantt chart maupun pert chart. Berikut ini contoh gantt chart perencanaan komunikasi pemasaran layanan jasa Fikom UBL :
Implementing The Strategic Plan
The Campaign Plan
Nama Program Publik Sasaran Tim Pelaksana Tanggal
Pelaksanaan
Survey keinginan
siswa/siswi SMA binaan tim Fikom UBL Juni 2006
Penyediaan layanan toll
free phone number &
website
umum
customer services
Juli 2006
S/d
Juli 2007
Budi Luhur Fair
umum
Direktorat Promosi,
Kerjasama, Humas &
Registrasi
September 2006
Competition siswa/siswi SMA Direktorat Promosi,
Kerjasama, Humas &
Registrasi
September 2006
Perkuliahan dosen tamu
siswa/siswi SMA binaan
tim Fikom UBL dan
Direktorat Promosi,
Kerjasama, Humas &
Registrasi
Oktober 2006
S/d
Januari 2007
Pemberian kursus paket
pelajar
siswa/siswi SMA binaan
dan masyarakat umum
tim Fikom UBL dan
Direktorat Promosi,
Kerjasama, Humas &
Registrasi
Oktober 2006
S/d
Februari 2007
Presentasi SMA binaan
siswa/siswi SMA
Direktorat Promosi,
Kerjasama, Humas &
Registrasi
Januari 2007
S/d
Maret 2007
Seminar dan Workshop
siswa/siswi SMA
Direktorat Promosi,
Kerjasama, Humas &
Registrasi
Januari 2007
Sponsorship
siswa/siswi SMA binaan
Direktorat Promosi,
Kerjasama, Humas &
Registrasi
Juni 2007-
S/d
Juli 2007
Philanthropy masyarakat sekita
Direktorat Promosi,
Kerjasama, Humas &
Registrasi
Juli 2007
Aliansi media, perusahaan dan
biro konsultan humas
Direktorat Promosi,
Kerjasama, Humas &
Registrasi
Juni 2006
S/d
Oktober 2006

Sedangkan anggaran perencanaan program komunikasi ini disusun dengan menggunakan pendekatan Zero base budgeting, yakni berdasarkan kebutuhan saat ini bukan atas pendekatan yang lalu. Teknik ini bisa dipergunakan dengan baik untuk suatu kampanye. Berbagai taktik di urutkan berdasarkan skala prioritas, kemudian di kumulasikan.
Ada 5 elemen dalam budget ini yaitu personel yang berupa biaya atas tenaga dan keahlian para orang didalam organisasi yang terlibat dalam program komunikasi ini termasuk biaya konsultan, biaya material yang terdiri dari biaya-biaya materi publikasi seperti brosur, flyer, leaflet, materi kuesioner dan sebaginya. Media cost yaitu biaya atas iklan di media massa dan komisi media. Biaya equipment and facilities berupa peralatan yang dibeli untuk mengimplementasikan taktik yang terdiri dari komputer, printer, scanning, software tertentu serta biaya administrative yakni biaya telpon, fotocopi, sewa, perawatan, pajak dan sebagainya. Ke lima elemen ini sudah terdapat dalam setiap jenis events.

2.4. Evaluative Research Phase
Dalam perencanaan komunikasi dimulai dengan riset dan diakhiri dengan riset pula. Riset yang dilakukan pada fase terakhir dalah untuk mengetahui efektivitas berbagai taktik komunikasi yang digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Adapun cara yang dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas taktik dalam mencapai tujuan adalah dengan menggunakan desain riset After-Only study. Desain seperti ini paling umum dan mudah (sederhana) untuk mengukur sikap.
Sedangkan metodologi untuk teknik evaluasi adalah teknik kuantitatif yakni melakukan survey, content analisys atas berita atau publikasi media massa tentang UBL. Dan teknik kualitatif yang digunakan adalah inteview.
Cara untuk mengevaluasi awareness objectives adalah dengan menghitung isi pesan yakni berapa orang yang terekspos oleh suatu media (jika ada media yang meliput events yang diselenggarakan UBL), seberapa mudah isi pesan dipahami dan berapa pesan yang diingat. Untuk mengukur jangkauan pesan adalah dengan mengumpulkan kliping atas publikasi media tentang Fikom UBL. Selain itu untuk mengukur jumlah audience adalah dengan cara menghitung jumlah audience yang datang pada acara education gathering (seminar/Workshop),BL Fair, kuliah tamu
dan kompetisi. Selain itu juga dapat menghitung jumlah telpon dan partisipan di website.
Cara untuk mengukur acceptance objectives dapat juga dilakukan dengan cara menghitung jumlah telpon yang masuk, jumlah kunjungan konfirmasi ke customer services UBL, audience yang berpartisipasi dalam web dan berbagai acara di Budi Luhur. Sedangkan untuk mengukur action objectives adalah dengan cara mengobservasi dan menghitung jumlah aplikasi pendaftaran termasuk jumlah aplikasi balasan atas direct mail dan yang jumlah mahasiswa yang terdaftar sebagai mahasiswa baru.
Setelah data terkumpul kemudian dianalisa dan dibandingkan dengan objectives yang hendak dicapai.
Dalam era globalisasi seperti saat ini, setiap perusahaan menghadapi persaingan yang amat keras, tidak terkecuali dibidang bisnis pendidikan. Untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan dibutuhkan perencaan komunikasi yang strategis. Perencanaan komunikasi ini merupakan penggabungan antara konsep kegiatan public relations yang bertujuan menciptakan hubungan yang harmonis dengan para publik sehingga diperoleh goodwill dan dukungan dari mereka dengan konsep dan kegiatan komunikasi pemasaran yang bertujuan pada
pemasaran produk baik jasa maupun barang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Penggabungan ini biasa disebut dengan integrated marketing communications.
Perencanaan komunikasi ini terdiri dari empat fase, dimulai dengan riset dan diakhiri dengan riset pula sehingga program komunikasi berjalan efektif dan tujuan serta sasaran dapat dicapai.


Nama : Agam Prasetya

Sabtu, 27 November 2010

Manajemen Umum

MANAJEMEN UMUM

Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata
cara penting dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan manajer.
Oleh karena itu masalah ini berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi), teorii manajemen dari masa ke masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran pikiran masa lalu diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap ruang lingkup dan perkembangan ilmu manajemen.
Tulisan ini juga membahas tentang terjadinya perkembangan (evolusi) ilmu
manajemen. Dimana dalam ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa aliran
sebagai dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran hubungan
manusiawi dan manajemen modern yang merupakan cikal bakal teori manajemen
yang berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya.
Adapun aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan produksi sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana sumber daya manusia yang berada dalam organisasi.
Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara keseluruhan tentang perkembangan (evolusi) manajemen yang telah rnenghasilkan teori-teori manajemen yang muncul dari berbagai aliran, sehingga manajer dapat
menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu.
Dengan demikian bila seorang manajer menghadapi situasi bagaimanapuna
kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang baik.

II. Perkembangan Ilmu Manajemen

Pada perkembangan peradaban rnanusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Ilmu yang mempelajari setia/seluruh gejala, bentuk dan eksistensinya yang erat hubungannya dengan alam beserta isinya dan secara universal mempunyai sifat yang pasti dan sarna serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu, disebut ilmu eksakta, contoh : fisika, kimia dan biologi.
2. IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia dan eksistensinya dalam hubungannya pada setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dinamakan ilmu sosial/non eksakta, misalnya : ekonomi, politik, psikologi, sosiologi, hukum, administrasi dan lain-lain.
3. IImu humaniora, kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni, misalnya : seni tari, seni lukis, seni sastra, dan seni suara. IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886 Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas.

Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific Management (1911) yang merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu. Di samping itu ilmu manajemen sebagai ilmu penegtahuan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih.
2. Adanya kerjasama dari kelompok terse but.
3. Adanya kegiatan Iproses/usaha
4. Adanya tujuan

Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem. Dimana fenomena masyarakat modem itu merupakan gejala sosial yang membawa
perubahan terhadap organisasi.
Ada beberapa adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan suatu organisasi, yaitu :
1. Tekanan pemilik perusahaan
2. Kemajuan teknologi
3. Saingan baru
4. Tuntutan masyarakat
5. Kebijaksanaan pemerintah
6. Pengaruh dunia Internasional

Pada kenyataannya rnanajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi
manajemen yang diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefenisikan
manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Defenisi ini rnengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan.
Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Stoner mengemukakan suatu defenisi yang lebih kompleks yaitu sebagai berikut :
"Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumber daya organisasi lainnya agar rnencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan".
Dari defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah rnenggunakan kata "proses", bukan "seni". Mengartikan manajernen sebagai "seni" mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu "proses" adalah cara sistematis untuk rnelakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses karena semua manajer tanpa harus rnemperhatikan kecakapan atau ketrampilan khusus, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling).
Sampai sekarang belum ada suatu teori manajernen dapat diterapkan pada semua situasi. Seorang manajer akan menjumpai banyak pandangan tentang manajemen.
Setiap pandangan mungkin berguna untuk berbagai masalah yang berbeda-beda.
Ada tiga aliran pemikiran manajemen yaitu :
a. Aliran klasik
b. Aliran hubungan manusiawi
c. Aliran manajemen modem

Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi manajer menjadi tiga
golongan yang berbeda :
1. Manajer lini pertama
Tingkat paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan menagwasi tenaga-tenaga operasional disebut manajemen lini (garis) pertama.
2. Manajer menengah
Manajemen menengah dapat meliputi bebrapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional.
3. Manajer puncak
Klasifikasi manajer training pada suatu organisasi. Manajemen puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.

III. Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik
Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris pada abad 18.
Para pemikir tersebut rnemberikan pematian temadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan, industri maupun masyarakat. Para pemikir itu yang terkenaI antara lain, Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W Taylor dan lainnya.

1. Robert Owen (1771 -1858)
Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya perbaikan temadap kondisi kerja ini.
Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja di pabrik, rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan membangun rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut "Bapak Personal Manajemen Modem". Selain itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau juga rnembuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka.

2. Charles Babbage (1792 -1871)
Charles Babbage adalah seorang guru besar matematika yang tertarik pada
usaha penilaian efisiensi pada operasional suatu pabrik, dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah agar terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan
biaya. Beliau pertarna kali mengusulkan adanya pembagian kerja berdasarkan spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan tertentu, sehingga
pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan dengan alat kalkulator. Babbage merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822, yang disebut "rnesin penambah dan pengurang (Difference Machine)", Prinsip - prinsip dasamya digunakan pada mesin-mesin hitung hampir seabad kemudian. Pada tahun 1833 beliau menyusun sebuah Mesin analitis (Analysical Machine), yaitu sebuah komputer otomatis dan merupakan dasar computer modern, sehingga beliau sering dinamakan Bapak Komputer".
Tulisannya dituangkan dalam bukunya yang beljudul "On the Economy Of Machinery and Manufactures" (1832). Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk menentukan seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Disamping itu Babbage sangat memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam system pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas. Beliau menyarankan para pekerja selayaknya menerirna pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan mereka, ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan bonus untuk setiap saran yang mereka berikan dalam peningkatkan produktivitas.

3. Frederick W. Taylor (1856 -1915)
Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :
1. Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.
2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang cocok untuk satu pekerjaan.
3. Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.
4. Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja.
Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi mental di kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati ilmiah adalah :
1. Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.
2. Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
3. Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
4. Bekerja untuk hasil yang maksimal.
5. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya,
untuk tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu sendiri dan perusahaan. Buku-buku Taylor yang terkenal adalah "Shop management (1930)", Principles Of Scientific Management (1911)", dan "Testimory Before Special House Comittee (1912)". Dan pada tahun 1947, ketiga buku tersebut digabungkan dalam 1 (satu) buku dengan judul "Scientific Management.

4. HenryL Gant (1861 -1919)
Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian dan
bonus ekstra untuk para mandor. Beliau juga memperkenalkan system "Charting" yang terkenal dengan "Gant Chart".
Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik
antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis. Henry beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga menggarisbawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala masalah manajemen.
Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis dalam menggambarkan
rencana-rencana dan memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan rnenekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan terciptanya "Gantt Chart" yang terkenal tersebut. Teknik ini pelopor teknikteknik modern seperti PERT (Program Evaluation and Review Techique).

5. The Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868 -1924 dan Lilian Gilbreth : 1878
-1972)
Suami istri ini selain rnempelajari masalah gerak dan kelelahan, juga tertarik
dengan usaha membantu pekerja menampilkan potensinya secara penuh sebagai makhluk manusia. Setiap langkah yang dapat rnenghasilkan gerak dapat mengurangi kelelahan. Mereka juga terkenaI dengan tiga peran dari setiap pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar dan pelatihan yang senantiasa mencari kesempatan baru, atau terkenal dengan konsep "three position plan of promotion". Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh manajemen ilmiah, namun satu hal penting dilupakan oleh manajemen ini, yaitu kebutuhan social manusia dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan dan kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan pekerjaan. Aliran ini melupakan kepuasan pekerjaan pekerja sebagai manusia biasa.
Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari kerja dan perhatian
suamianya pada efisiensi -yaitu usaha untuk menemukan cara satu-satunya yang terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam menerapkan prinsipprinsip manajemen ilmiah, harus memandang para pekerja dan mengerti kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di antara pekerja karena kurang adanya perhatian dari pihak manajemen terhadap pekerja.

6. Henry Fayol (1841 -1925)
Henry Fayol mengarang buku "General and Industrial management". Pada
tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan produktivitas pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi yang kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran manajemen yang lebih utuh dalam bentuk cetak biru. Fayol berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan metode manajemen yang tepat.
Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen
yang bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu keterampilan yang dapat diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori umumnya yang telah dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam 6 macam kegiatan :
a. Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barangbarang produksi.
b. Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan mentah dan menjual hasil produksi.
c. Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha mendapatkan dan menggunakan modal.
d. Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi
pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan.
e. Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan dan neraca, serta berbagai data statistik.
f. Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi :
1) Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
2) Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana.
3) Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan agar dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka
4) Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber sumber daya dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam mencapai tujuannya.
5) Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana untuk membuktikan apakah rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana mestinya.
Selain hal-hal pokok diatas, masih ada beberapa ajaran Fayol lainnya yaitu :
1. Keterampilan yang dibutuhkan oleh manajer tergantung kepada tempat pada tingkatan organisasi, yang rendah lebih membutuhkan keterampilan dan kemampuan teknis dibandingkan dengan keterampilan manajerial pada manajer tingkat atas.
2. Kemampuan dan ketrampilan manajemen harus diajarkan dan dipelajari, sehingga tidak mungkin hanya diperoleh melalui praktek, timbul tenggelam sepertl orang belajar menyelam tanpa guru.
3. Kernampuan dan keterampilan manajemen dapat diterapkan pada segala bentuk dan jenis organisasi, seperti rumah tangga, pemerintah, partai, industri dan lainlain.
4. Prinsip-prinsip manajemen lebih baik daripada hukum manajemen, karena hokum bersifat kaku, sedang prinsip bersifat lebih luwes, sehingga dapat disesuaikan pada keadaan yang dihadapi.
5. Ada 14 macam prinsip manajemen dari Fayol, yaitu :
a. Pembagian kerja (Division of labor), yaitu sernakin mengkhusus manusia dalam pekerjaannya, semakin efisien kerjanya, seperti terdapat pada ban berjalan.
b. Otoritas dan tanggung jawab (Authority and Responsibility) diperoleh melalui perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan wewenang formil. Walaupun demikian wewenang pribadi dapat mernaksa kepatuhan orang lain.
c. Disiplin (discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi terhadap aturan dan kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi kepatuhan ini dan juga kesepakatan yang ad ii, seperti penghargaan terhadap prestasi serta penerapan sangsi hukum secara adil terhadap yang menyimpang.
d. Kesatuan komando (Unity of commad), yang berarti setiap karyawan hanya menerima perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah itu datangnya dari dua orang atasan atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan kerancuan wewenang yang harus dipatuhi.
e. Kesatuan pengarahan (unity of Direction), dalam arti sekelompok kegiatan yang mempunyai tujuan yang sarna yang harus dipimpin oleh seorang manajer dengan satu rencana kerja.
f. Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap terhadap kepentingan umum (Subordination of Individual interest to general interes), yaitu kepentingan perorangan dikalahkan terhadap kepentingan organisasi sebagai satu keseluruhan.
g. Renumerasi Personil (Renumeration of personnel), dalam arti imbalan yang adil bagi karyawan dan pengusaha.
h. Sentralsiasi (Centralisation), dalam arti bahwa tanggung jawab akhir terletak pada atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan kepada bawahan sesuai kebutuhan, sehingga kemungkinan adanya desentralisasi.
i. Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan yang tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada bagan organisasi.
j. Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan orang pada tempat dan waktu yang tepat.
k. Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para manajer terhadap bawahannya.
l. Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of Personal) dalam arti tidak banyak pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi.
m. Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan untuk berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan terjadi kesalahan-kesalahan.
n. Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti meningkatkan semangat berkelompok dan bersatu dengan lebih banyak menggunakan komunikasi langsung daripada komunikasi formal dan tertulis.
Banyak kritik yang dilemparkan kepada teori organisasi dan peranannya terhadap prilaku manajer yang efektif. Juga keyakinannya bahwa prinsip-prinsip manajemen itu dapat diajarkan dan dipelajari. Kritik terhadap teori salah satu datang dari Henry Mintzberg yang menyatakan bahwa teori ini hanya sesuai untuk organisasi masa lampau yang lebih stabil dengan lingkungan yang lebih mudah diramalkan. Teori ini juga terlalu berpegang kepada kewenangan formil dan sering antara satu prinsip tidak sejalan dengan prinsip lainnya, seperti antara prinsip “Division of Labor” dengan “Unity of Command”.
Teori peralihan dari teori organisasi klasik dilanjutkan oleh periode peralihan yangdiwakili antara lain oleh 3 (tiga) orang tokoh manajemen yaitu :

7. Mary Parker Folett (1868-1933)
Mari percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan dan manajemen brdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk memisahkan atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan sebagai penerima perintah. Beliau menganjurkan kedudukan kepemimpinan dalam organisasi, bukan hanya karena kekuasaan yang bersumber dari kewenangan formil, tapi haruslah berasal dari pada pengetahuan dan keahliannya sebagai manajer.

8. Oliver Sheldon (1894 -1951)
Filsafat rnanajemen yang pertama kali ditulis dalam bukunya pada tahun 1923, yang menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial dalam dunia , usaha, sehingga etika sarna pentingnya dengan ekonomi alam manajemen, dalam arti melakukan pelayanan barang dan jasa yang tepat dengan harga yang wajar kepada masyarakat. Manajemen juga harus memperlakukan pekerja dengan adil dan jujur. Beliau menggabungkan nilai-nilai efisiensi manajemen ilmiah dengan etika pelayanan kepada masyarakat. Ada 3 prinsip dari Oliver, yaitu :
a. Kebijakan, keadaan dan metoda industri haruslah sejalan dengan kesejahteraan masyarakat.
b. Manajemen seharusnyalah mampu menafsirkan sangsi moral tertinggi masyarakat sebagai keseluruhan yang memberi makna praktis terhadap gagasan keadilan sosial yang diterima tanpa prasangka oleh masyarakat.
c. Manajemen dapat mengambil prakarsa guna meningkatkan standar etika yang umum dan konsep keadilan sosial.

9. ChesterL. Barnard (1886 -1961)
Berdasarkan kesukaannya dalam bacaan-bacaan sosiologi dan filsafat,
kemudian Bernard merumuskan berbagai teori tentang kehidupan organsasi. Menurut dia rnanusia itu masuk organisasi karena ingin mencapai tujuan pribadinya melalui pencapaian tujuan organisasi yang tak mungkin dapat dicapainya sendiri. Chester L. Bernard beasumsi bahwa perusahaan akan berjalan efisien dan hidup terus, apabila dapat menyeimbangkan antara pencapaian tujuan dan kebutuhan individu. Beliau juga menyatakan peranan organisasi informal sangat menentukan suksesnya suatu tujuan perusahaan.
Bukunya yang terkenal berjudul "The Functions of the Executive" (1983). Yang menulis tentang rnanajer berdasarkan suatu pendekatan sistem sosial, untuk
mengerti dan menganalisis fungsi-fungsi eksekutif. Ia juga memperhatikan tugas-tugas utama eksekutif dalam kegiatan beroperasi perusahaan. Adapun tugas eksekutif adalah memelihara suatu sistem usaha kerja sarna dalam organisasi formal. Ada beberapa alasan dalam logika analisisnya hila dilihat dalam langkah-langkah yang disajikan pada bukunya sebagai berikut :
1. Adanya pembatasan fisis dan biologis terhadap setiap individu membuat
mereka bekerjasama dalam kelompok ; meskipun ada pembatasanpembatasan dasar bersifat fisis dan biologis, adanya kerja saran membuat batasan psikologis dan sosial yang ada pada setiap individu inilah yang mernainkan peran dalam mendorong kerjasama.
2. Adapun tindakan kerjasama mendorong terbentuknya sistem kerjasama
beberapa unsur-unsur fisis, biologis, kepribadian, dan sosial (Barnard mencontohkan kelas dalam kuliah sebagai suatu sistem kerjasama, yang terdiri dari unsur-unsur seperti ruangan, bangku, papan tuns, manusia sebagai makhluk hidup, pribadi-pribadi, pertukaran pendapat, dan sebagainya). Adanya kelanjutan kerjasama biasanya tergantung pada efektivitas (apakah tujuan kerjasama itu tercapai ?) dan efisiensi (apakah tujuan itu dapat dicapai dengan ketidakpuasan dan pengorbanan yang seminimum mungkin dari pihak anggota yang bekerjasama ?).
3. Setiap sistem kerjasama dibagi ke dalam dua bagian yaitu : "Organisasi",
yang merupakan interaksi-insteraksi dari individu yang berada di dalam
sistem itu, dan "unsur-unsur lainnya". 4. Organisasi dapat dibagi ke dalam dua jenis, pertama : organiasi "formal", yaitu kumpulan interkasi sosial yang memang dikoordinasikan dan mempunyai tujuan bersama. Kedua adalah organisasi "informal", yaitu interaksi-interaksi sosial tanpa tujuan bersama dan tidak dikoordinasikan secara sengaja.
5. Organisasi formal dapat berlangsung hanya bila orang-orang yang
didalamnya (a) dapat saling berkomunikasi, (b) mau memberi sumbangan
pikiran kepada kegiatan kelompok, dan (c) memiliki kesadaran mempunyai tujuan umum.
6. Setiap organisasi formal harus memiliki unsur-unsur : (a) sistem
fungsionalisasi sehingga orang-orang dapat berspesialisasi dengan dibentuknya departementasi : (b) adanya sistem perangsang yang efektif dan efisien yang akan mendorong setiap orang menyumbang ke pikirannya kepada kegiatan kelompok; (c) sistem kekuasaan ("otoritasf') yang menyebabkan setiap anggota kelompok menerima keputusankeputusan para eksekutif : dan (d) sistem pengambilan keputusan yang logis sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
7. Adapun tugas eksekutif dalam organisasi formal adalah : (a) menjaga
hubungan komunikasi organisasi melalui suatu skema organisasi, ditambahkan dengan adanya bawahan yang setia, bertanggung jawab, dan mampu bekerja, serta satu organisasi informal" yang baik; (b) membuat perlindungan terhadap pekerjaan pokok dari individu –individu di dalam organisasi; dan (c) adanya perumusan dan penentuan tujuan perusahaan.
8. Fungsi-fungsi eksekutif mernasuki proses melalui pekerjaan eksekutif
dalam mengintegrasikan keseluruhannya dan dalam menemukan keseimbangan di antara kekuatan-kekuatan dan kejadian-kejadian yang berlawanan.
9. Untuk mengefektifkan eksekutif, adanya suatu tata kepemimpinan yang
mempunyai tanggung jawab tinggi; sebagaimana telah dinyatakannya bahwa Kerjasamalah, dan bukan kepemimpinan, yang rnembuat proses kreatif; tetapi kepemimpinan merupakan suatu kekuatan yang sangat diperlukan.

IV. Aliran Hubungan Manusiawi
Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi organisasi melihat pada
hakikatnya adalah sumber daya manusia. Aliran ini mernandang aliran klasik kurang lengkap karena terlihat kurang mampu rnewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan prilakunya karena sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer perlu dibantu dalam menghadapi rnanusia, melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi. Ada tiga orang pelopor aliran perilaku yaitu :
1. Hugo Munsterberg (1863 -1916) yaitu Bapak Psikologi Industri. Sumbangannya yang terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen lainnya. Bukunya "Psychology and Indutrial Efficiency", ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas:
a. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya.
b. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
c. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam mendorong karyawan.
2. Elton Mayo (1880 -1949) gerakan memperkenalkan hubungannya yang diartikan sebagai satu gerakan yang memiliki hubungan timbal batik manajer dan bawahan sehingga mereka secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat dan efisiensi kerja yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran faktor-faktor sosial dan psikologis dalam memberi dorongan kerja kepada karyawan. Satu hal yang menarik dari hasil percobaan Mayo dengan kawan-kawan adalah rangsangan uang tidak menyebabkan membaiknya produktivitas. Mereka menyatakan dalam meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap yang dimiliki karyawan yang merasa rnanajer ataupun atasannya memberikan
perhatian yang cukup terhadap kesejahteraan mereka yang dikenal dengan sebutan "Hawthorne effect", Selain itu, juga ditemukan pengaruh kehidupan lingkungan sosial dalam kelompok yang lebih informal lebih besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Mayo beryakinan terhadap konsepsnya yang terkenal dengan "Social man” yaitu seharusnyalah dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan sosial dalam hubungan yang lebih efektif daripada pengawasan ataupun pengendalian manajemen. Konsep "socialmanl”dapat menggantikan konsep "rational man” yaitu seseorang bekerja didorong semata-mata oleh kebutuhan ekonomis pribadi yang
terkenal dengan julukan "rational economic man” yang oleh Robert Owen diperkenalkan dengan istilah "vital machine”.
Dalam pendidikan dan pelatihan bagi para manajer dirasa semakin
pentingnya "people management skillsl” daripada "engineering atau technicall skillsl”, Sehingga konsep dinamika kelompok dalam praktek manajemen lebih penting daripada manajemen atas dasar kemampuan perseorangan (individu),
Walaupun demikian ada beberapa kelemahan temuan Mayo yang
dinyatakan oleh orang-orang yang beranggapan kepuasan karyawan bersifat kompleks, karena selain ditentukan oleh lingkungan sosial, juga oleh faktor-faktor lainnya yaitu tingkat gaji, jenis pekerjaan, struktur dan kultur organisasi, hubungan karyawan manajemen dan lain-lain. Gerakan hubungan manusia terus berkembang dengan munculnya pemikiranpemikiran lain yang juga tergolong dalam aliran perilaku yang labih maju.
Penggunaan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi, dan Antropologi
terus dipergunakan dengan penelitian yang lebih sempurna, dan para penelitinya lebih dikenal dengan sebutan "behavioral scientists" daripada 'human relations theorists". Di antara mereka yang terkenal adalah Argyris, Maslow and Mc Gregor yang lebih mengutamakan konsep "self actualizing man" daripada hanya sekedar "social man" dalam memberi dorongan kepada karyawan. Teori Mayo ini pun kemudian lebih ditingkatkan dengan pendapat bahwa rnanusia tidak hanya didorong oleh berbagai kebutuhan yang dikenal dengan konsep "complex-man". Karena tidak ada dua orang yang persis sarna, oleh sebab itu seorang manajer yang efektif akan berusaha mempelajari kebutuhan-kebutuhan setiap individu yang terkait dalam organisasinya agar dapat mempengaruhiindividu tersebut.
3. William Ouchi (1981) William Ouchi, dalam bukunya "theory Z -How America Business Can Meet The Japanese Challen ge (1981)", memperkenalkan teori Z pada tahun 1981 untuk menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku
Organisasi Jepang.
Teori beliau didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi.
Jepang disebut tipe perusahaan Jepang dengan manajemen dalam perusahaan Amerika -disebut perusahaan tipe Amerika. Berikut adalah perbedaan organisasi tipe Amerika dan tipe Jepang.
Sumbangan para ilmuan yang beraliran hubungan manusiawi ini terlihat dalam peningkatan pemahaman terhadap motivasi perseorangan, perlaku kelompok,
ataupun hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia. Para manajer diharapkan semakin peka dan terampil dalam menangani dan berhubungan dengan bawahannya. Bahkan muncul berbagai jenis konsep yang lebih mengaji pada masalah-masalah kepemimpinan, penyelesaian perselisihan, memperoleh dan memanfaatkan kekuasaan, perubahan organisasi dan konsep komunikasi.
Walaupun demikian aliran ini tidak bebas dari kritikan, karena di samping terlalu umum, abstrak dan kompleks, sukar sekali bagi manajer untuk menerangkan tentang perilaku manusia yang begitu kompleks dan sukar memilih nasehat ilmuwan yang mana yang sebaiknya harus dituruti dalam mencapai solusi di dalam perusahaan.

V. Aliran Manajemen Modern
Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation Research dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana matematika, pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalahmasalah yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di Inggris, di Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal dengan sebutan "OR Tema” dan setelah perang dimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah-masalah ruwet yang memerlukan "OR
Tim" ini antara lain di bidang transportasi dan komunikasi. Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadi aliran IImu Manajemen Modem. Pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional kepada para manajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam hat penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya.
Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada
hubungan manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan dan pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah sosial individu seperti motivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep dari aliran ini sebenarnya sukar dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut kuantitatif sehingga para manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan teknik-teknik ilmu manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.

VI. Perkembangan Teori Manajemen
Ketiga aliran manajemen yang telah diuraikan di atas ternyata sampai sekarang berkembang terus. Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen memberikan pendekatan yang penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalahmasalah manajemen. Demikian pula aliran klasik yang telah berkembang ke arah pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari aliran lain dan terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang disebut pendekatan sistem dan kontingensi.
Aliran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Dengan terjadinya proses perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran ini, maka kemudian sudah sulit untuk terlalu membedakan dan memisahkan antara aliran-aliran ini.
Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat dari lima sisi yaitu :
1. Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing-masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.
2. Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkemabng sendiri-sendiri tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.
3. Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga batas antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah terjadi sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat bentuk dominan dari satu rnazhab terhadap yang lain.
4. Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi.
5. Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan
munculnya teori-teori manajenlen yang baru yang memusatkan perhatian kepada satu permasalahan manajenlen tertentu.
Seperti kita ketahui hingga saat organisasi bisnis nlerupakan penciptaan pengetahuan dan menjadi sumber inovasi yang penting bagi manajemen. Hal ini dapat dilihat bagaimana perusahaan-perusahaan Jepang dan perusahaan besar lain di belahan dunia ini berhasil dan berkembang karena keahlian danpengalaman dari para manajer dan perusahaan secara keseluruhan menciptakan pengetahuan baru, service, system, produk.
Adanya inovasi yang terns menerus sebenamya rnerupakan inisiatif dari individual dan interaksi datam kelompok sehingga perubahan terns teljadi merupakan hasil dari pengalaman, penyatuan, diskusi, dialog yang menciptakan pengetahuan baru.
Seperti yang dikatakan oleh Ikuijiro Nanoka dakam bukunya Knowledge Creating Company (1995), yang dikutip dari Dirlanudin (hal. 10, 1996) bahwa pengembangan kerangka kelja teori khususnya teori manajemen adalah : "pengembangan kerangka kerja teori, dengan menjelaskan pada dua dimensi, epistemological dan ortological mengenai kreasi pengetahuan organisasional.
Dimensi epistemological yang digambarkan pada garis vertikal, yang mana konversi pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Sedangkan dimensi ortologi yang mewakili garis horisontal, dimana pengetahuan diciptakan melalui individu-individu yang kemudian ditransformasi pada pengetahuan tingkat kelompok, organisasi dan antar organisasi dan berinteraksi secara terus-menerus".

VII. Penutup
Manajer saat ini dituntut mempelajari dan memahami semua teori manajemen yang dihasilkan oleh berbagai aliran, karena manajer bisa memilih teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu. Disamping itu seorang manajer dapat saja menggabungkan dan memanfaatkan teori dan konsep yang paling cocok atau pendekatan untuk menghadapi masalah sederhana maupun yang kompleks dan pendekatan-pendekatan ini yang menggambarkan kedudukan dan peranan manajemen saat ini dan di masa datang.
Ada beberapa alasan untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan ilmu manajemen yang akan diuraikan di bawah ini yaitu antara lain:
1. Membentuk pandangan kita mengenai organisasi.
Mempelajari teori manajemen juga memberi petunjuk kepada kita di mana kita mendapatkan beberapa ide mengenai organisasi dan manusia didalamnya.
2. Membuat kita sadar mengenai lingkkungan usaha.
Mempelajari berbagai teori manajemen berdasarkan perkembangannya, kita dapat memahami bahwa setiap teori adalah karena berdasarkan lingkungannya yaitu ekonomi, sosial, politik dan pengaruh teknologi yang dirasakan pada waktu dan tempat terjadinya peristiwa tertentu. Pengetahuan ini membantu setiap orang untuk memahami apa sebabnya teori tertentu cocok terhadap keadaan yang berbeda.
3. Mengarahkan terhadap keputusan manajemen.
Mempelajari evolusi manajemen membantu memahami proses dasar sehingga dapat memilih suatu tindakan yang efektif. Pada hakekatnya suatu teori merupakan asumsi-asumsi yang koheren/logis, untuk menjelaskan beberapa fakta yang diobservasi. Teori yang absah, dapat memprediksi apa yang akan terjadi pada situasi tertentu. Dengan adanya pengetahuan ini, kita bias rnenerapkan teori manajemen yang berbeda terhadap situasi yang berbeda.
4. Merupakan sumber ide baru.
Mempelajari perkembangan teori manajemen memungkinkan kita pada suatu kesempatan mengambil pandangan yang berbeda dari situasi sehari-hari.


Nama : Agam Prasetya

Senin, 24 Mei 2010

Pertahanan Strategi Ketahanan Nasional

Pertahanan Strategi Ketahanan Nasional

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Politik nasional adalah keseluruhan dari kebijaksanaan (umum) yang ditentukan oleh badan-badan legislative Negara yang tertinggi. Hal ini merupakan landasan pokok bagi tindakan-tindakan serta usaha-usaha pemerintahan Negara (dsb) lebih lanjut.

Kebijaksanaan ini (politik) ini memmbuat perumusan (biasanya secara umum) dari pada tujuan-tujuan yang harus digunakan dan cara-cara pengembangan dari arti tersebut.

Startegi nasional adalah keseluruhan dari usaha-usaha dan tindakan-tindakan yang diambil oleh pemerintah suatu Negara untuk mencapai tujuan-tujuan national (yang telah ditentukan dalam politik nasional) dan menggunakan kekuatan-kekuatan nasional, baik yang beersifatnya efektif maupun potensial. Kekuatan ini meliputi semua bidang (segi/aspek) perikehidupan bangsa. Yakni yang merupakan kekuatan dalam bidang ideology, politik, ekonomi, social, budaya dan militer.

Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

Hakikat

Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.

Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara.

Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer) diselenggarakan oleh suatu Negara untuk menjamin integritas wilayahnya, perlindungan dari orang dan/atau menjaga kepentingan-kepentingannya. Pertahanan nasional dikelola oleh Kementerian Pertahanan. Angkatan bersenjata disebut sebagai kekuatan pertahanan dan, di beberapa negara (misalnya Jepang), Angkatan Bela Diri.

Dalam bahasa militer, pertahanan adalah cara-cara untuk menjamin perlindungan dari satu unit yang sensitif dan jika sumber daya ini jelas, misalnya tentang cara-cara membela diri sesuai dengan spesialisasi mereka, pertahanan udara (sebelumnya pertahanan terhadap pesawat: DCA), pertahanan rudal, dll. Tindakan, taktik, operasi atau strategi pertahanan adalah untuk menentang/membalas serangan.

Jenis pertahanan

Komponen pertahanan

Di Indonesia, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai "komponen utama" dengan didukung oleh "komponen cadangan" dan "komponen pendukung". Sistem Pertahanan Negara dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur unsur lain dari kekuatan bangsa.

Komponen utama

"Komponen utama" adalah Tentara Nasional Indonesia, yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas tugas pertahanan.

Komponen cadangan

"Komponen cadangan" (Komcad) adalah "sumber daya nasional" yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama.

Komponen pendukung

"Komponen pendukung" adalah "sumber daya nasional" yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan. Komponen pendukung tidak membentuk kekuatan nyata untuk perlawanan fisik.

"Sumber daya nasional" terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan. Sumber daya nasional yang dapat dimobilisasi dan didemobilisasi terdiri dari sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang mencakup berbagai cadangan materiil strategis, faktor geografi dan lingkungan, sarana dan prasarana di darat, di perairan maupun di udara dengan segenap unsur perlengkapannya dengan atau tanpa modifikasi.

Komponen pendukung terdiri dari 5 segmen :

Para militer

Tenaga ahli/profesi

Sumber daya manusia sesuai keahlian atau berdasarkan profesi.

Industri

Semua Industri yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kekuatan utama dan kekuatan cadangan dalam menghadapi ancaman.

Sumber daya alam/buatan dan sarana prasarana

Sumber daya alam adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air dan dirgantara yang dalam wujud asalnya dapat didayagunakan untuk kepentingan pertahanan negara.

Sumber daya buatan adalah sumber daya alam yang telah ditingkatkan daya gunanya untuk kepentingan pertahanan negara

Sarana dan prasarana nasional adalah hasil budi daya manusia yang dapat digunakan sebagai alat penunjang untuk kepentingan pertahanan negara dalam rangka mendukung kepentingan nasional.

Sumber daya manusia

Sumber daya manusia adalah warga negara yang secara psikis dan fisik dapat dibina dan disiapkan kemampuannya untuk mendukung komponen kekuatan pertahanan keamanan negara.

Seluruh warga negara secara individu atau kelompok, misalnya organisasi masyarakat (seperti: LSM, dsb)

Pertahanan Negara Merupakan Tanggung Jawab dan Kewajiban Bersama

Jakarta, DMC - Departemen Pertahanan mengembangkan empat prinsip pertahanan negara yaitu pertahanan tri matra terpadu, pertahanan berbasis kemampuan, pertahanan berbasis anggaran dan pertahanan non militer. Hal ini dirangkum dalam suatu cara pandang yang luas sehingga pertahanan negara adalah merupakan suatu tanggung jawab dan kewajiban bersama dari semua unsur masyarakat.

Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Rabu (12/3) saat memimpin pertemuan dengan Tim kerja perumus dan pendukung penyusun produk – produk strategis pertahanan di kantor Departemen Pertahanan, Jakarta. Hadir dalam acara tersebut Sekjen Dephan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin dan beberapa pejabat eselon I dan II di lingkungan Dephan.

Menhan mengatakan, dengan akan adanya pengembangan tentang konsep, doktrin dan postur pertahanan nirmiliter atau non militer, akan melengkapi keterkaitan Dephan dengan instansi lain. Dephan harus mengetahui secara persis aspek prioritas dari Kementerian Ristek dan Teknologi yang memiliki manfaat bagi Badan Usaha Milik Negara Industri Staregis (BUMNIS).

Selain itu Dephan juga dapat mengetahui secara persis, mengenai kewenangan Dephan terhadap BUMNIS yang berhubungan dengan industri pertahanan, sehingga perencanaannya bisa dilaksanakan secara berlanjut. “Dengan mengetahui peta jalan dan pola dari industri nasional, maka Dephan dapat menempatkan industri pertahanan dalam suatu skema yang jelas”, tambah Menhan.

Menjelaskan mengenai produk - produk strategis pertahanan Menhan mengatakan, penyusunan empat produk strategis pertahanan negara merupakan amanat Undang - Undang Pertahanan Negara Tahun 2002. Hal ini juga merupakan wujud dari kewajiban konstitusional dan legal dari Dephan, untuk memenuhi keinginan dari masyarakat dan pemerintah dalam melaksanakan tugas-tugas perumusan cara padang Indonesia sebagai negara dibidang pertahanan dalam arti luas.

Dikatakan Menhan, sejak dahulu sampai dengan sekarang anggaran untuk pertahanan sangat terbatas, sehingga strategi kebijakan yang dibuat seringkali tidak didukung oleh kenyataan, bahwa postur, doktrin dan strategi pertahanan tidak diisi dengan kemampuan efektif.

Sehingga hal ini perlu dilihat sebagai suatu kenyataan yang harus ditangani dengan cermat di waktu medatang dalam merumuskan doktrin, postur dan strategi pertahanan. Sehingga pada revisi doktrin, postur dan strategi pertahanan beberapa tahun mendatang akan lebih mendekati dan relevan dengan keadaaan sesungguhnya dilapangan.

Produk - produk strategis pertahanan negara yang telah diselesaikan oleh Dephan tersebut antara lain meliputi Doktrin Pertahanan Negara, Strategi Pertahanan Negara, Postur Pertahanan Negara dan Buku Putih Pertahanan Negara. Sedangkan Tim kerja perumus dan pendukung penyusun terdiri dari perwakilan Dephan, Lembaga pemerintah dan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), Mabes TNI, Mabes Angkatan, Akademisi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. (BDI/HDY)

Nama : Agam Prasetya

Kelas : 2 DB 21

NPM : 30106026